Ibu bekerja seringkali galau jika masa cuti sudah hamper selesai, masa masa berduaan dengan si kecil akan menjadi berkurang. Apalagi bagi ibu yang menyusui, rasanya sayaaaang banget klo ASI kita dibuang buang di kantor, sedangkan si kecil dirumah justru diberi susu formula. Well itu yang saya rasakan dulu. Untungnya saya mendapat pencerahan dari seorang teman (Miss Aya, yang juga sedang menyusui) melalui chat yang sekedar iseng, katanya ASI bisa disimpan. Saya seperti mendapat angin segar, lalu cari cari informasi dari googling, dari bidan saya yg pro ASI juga, sampai join grup ibu menyusui (meskipun waktu itu masih hamil, babynya belom lahir). Ternyata ada solusi buat ibu bekerja yang ingin tetap memberikan ASI yaitu ASI Perah (ASIP).
ASIP yaitu asi yang diperah dari payudara ibu pada saat kondisi ibu jauh dari bayi kemudian disimpan dalam jangka waktu tertentu untuk selanjutnya diberikan kembali pada bayi. Ada beberapa cara yang bisa digunakan dalam memerah ASI, cara manual menggunakan tangan (saya pakai cara ini), semi manual dengan alat pompa (breast pump) manual atau dengan alat pompa elektrik . Namun yang terpenting dari semuanya adalah kemauan dan tekad yang keras dari ibu, karena pada prakteknya memberikan ASIP tidaklah semudah teorinya. Kesulitan yang biasanya timbul antara lain ASI yang diperah hanya sedikit, lalu biasanya akan ada komentar komentar dari orang orang di sekeliling kita yang masih awam dengan ASIP (ini biasanya membuat ibu perah agak down hehehe).
Masalah yang pertama, apabila
ASI yang diperah hanya sedikit. Memerah ASI memang gampang gampang susah. Pada
awal mulai memerah dulu saya juga hanya bisa memperoleh sedikit ASIP, hanya
untuk memenuhi botol volume 100ml saja harus memerah lamaaaa sekali. Untungnya
saya gak langsung menyerah, justru malah terobsesi memenuhi botol itu. Setelah lama
bereksperimen hehe, ternyata memerah ASI ada triknya, pertama payudara bisa dipijat
dengan arah memutar atau dikompres dengan air hangat agar saluran susunya lancar.
Selain itu ada gerakan memerah yang bisa dicoba coba sendiri, mana yang paling
mudah dan lancar mengeluarkan ASI. Oiya sebagai catatan, kalaupun hasil perahan
tidak melimpah bukan berarti ASI kita sedikit loh, karena ASIP hanya sebagian
yang bisa kita keluarkan, sedangkan sisa stoknya dijamin masih banyak didalam,
yang pasti akan keluar apabila bayi menghisap. Tips dan trik memerah ASI yang
lebih lengkap insya Allah akan saya share di postingan terpisah ya.
Masalah yang kedua yaitu beban
mental (halahhh) yang biasanya dialami akibat adanya komentar komentar tidak jelas
dari orang orang di sekitar hehehe. Antara lain komentarnya kenapa anak dikasi
susu basi, kenapa pelit beli susu buat anak sendiri, kenapa repot repot merah,
sok idealis, anak ga bakal gemuk kalau dikasi ASI saja dan lain lain. Well jika
tanpa pengetahuan yang jelas tentang apa yang kita lalukan (memerah ASI),
mungkin ibu akan bingung menanggapi komentar komentar tersebut atau lebih
parahnya akan terpengaruh untuk menghentikan aktivitas memerah. Sebenarnya
mereka berkomentar demikian karena mereka awam alias tidak tahu tentang ASI
yang bisa disimpan. Maka dari itu cari informasi sebanyak banyaknya tentang ASI
dan ASIP biar bisa menjawab komentar orang, namun yang terpenting adalah
sebagai bekal buat diri sendiri, kalau saya sih komentar orang cukup dikasih
senyum simpul aja, aktivitas memerah jalan terussss.
Informasi selanjutnya yang penting adalah bagaimana cara menyimpan ASIP, supaya tidak sia sia usaha kita memerah ASI. Tips menyimpan ASIP insya Allah akan saya share juga di postingan terpisah, nantikan yaaa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar